Pengertian Growth Hacking: Strategi Menggelapkan Tumbuhnya Bisnis

Pengertian Growth Hacking: Strategi Menggelapkan Tumbuhnya Bisnis

Apa Itu Growth Hacking?

Growth hacking adalah istilahyang dimana berbagai strategi pengembangan bisnis untuk memaksimalkan potensi tumbuhnya penjualan dan pengguna produk perusahaan. Istilah ini diciptakan oleh Sean Ellis, co-founder dari Eventbrite, dan telah menjadi tren di kalangan wirausaha terutama startup. Dari segi arti katanya, "hacking" atau memotong adalah teknik untuk mengakali dan mengoptimalkan proses yang ada serta mencari momen-momen tepat untuk menargetkan tujuan dari suatu proyek atau bisnis.

Bertujuan Mengoptimalkan Bisnis

Pengertian Growth Hacking sebagai komprendesi dasar yang perlu dipahami dengan jelas adalah strategi mengoptimalkan proses bisnis dengan menggunakan berbagai metode. Dengan kata lain, ini adalah cara untuk memanfaatkan suatu jalur yang serba bisa untuk menggelapkan keberhasilan produk di pasaran, tidak perlu menunggu, meramalkan, bahkan tidak perlu memprediksi tren apa-apa. Contoh nyata dari growth hacking ini diantaranya yaitu kisah sukses dari nama-nama seperti Kevin Systrom (co-founder Instagram) atau Brian Chesky (co-founder Airbnb).

Prinsip-Prinsip Dasar dari Growth Hacking

Jika kamu ingin menjadi master growth hacker diri sendiri, perlu kamu tahu beberapa prinsip dasar sebagai berikut:

1. Focus pada Tren (Trends): Salah satu aspek dari prinsip pertam yang harus kamu perhatikan dalam sistem ini adalah mendengarkan suara sosial saat terjadi perubahan signifikan di berbagai tren di dunia. Dengan menganalisis tren itu, kamu bisa memetik batas atas dan kelebihan yang dirasakan produk kamu, mau tidak mau kalaupun perlu berubah taktik.
2. Memahami Target Pelanggan: Dalam prinsip ini, kamu perlu selalu mengingatkan diri Anda, target pelanggan siapa sebenarnya? Berapa usia, latar belakang, dan apa yang mereka impikan. Kita bisa kita temukan siapa target pelanggan meski kita mengoptimalkan suatu hasil atau target lain selain membuat produk yang justru bakal menghilangkan pesaing dari bidang itu, karena mereka sendiri ini bukanlah pelanggan.
3. Penggunaan Teori A/B Testing (A/B Testing): A/B Testing ini adalah sistem mencari kesamaan ataupun perbedaan yang diharapkan antara dua hal. Misalkan, menemukan perbedaan antara pelanggan wanita dalam suatu situs membandingkan dengan pelanggan pria suatu situs, dari namanya, modelnya dan lain-lain. Dengan cara ini, pengguna bisa mendapatkan bahan untuk mengarahkannya kemana strateginya ditujukan.



4. Memotong Biaya Pemasaran: Target utamanya adalah perlu cari link kaitan di manapun agar nilai yang ditimbulkan oleh suatu strategi maupun konsep bisa dilihat oleh siapapun dan, siapa pun bisa mendapatkan manfaat dari tersebut. Contoh, di posting Tiktok yang menayangkan berbagai jenis strategi berbagai seperti strategi dalam dan luar, sehingga seseorang yang belum pernah mengenal term-terma growth hacker ini, bisa terpapar saja dengan apapun yang dibahas semenarik mungkin.
5. Memotong Media (Media): Contoh hal ini adalah mungkin tidak merilisnya melalui kantor pusat perusahaan. Membuat tim yang kemudian membengah kan sit di media blog.

Contoh Kasus Sukses Growth Hacking

Contoh kasus growth hacking sukses yang patut kamu perhatikan adalah seperti kasus dari berikut ini:

1. Apocalypse Pemesanan Airbnb: Pada tahun 2008-2008, awal perjalanannya, Airbnb hanya bagi para traveller yang ingin menginap dengan para penduduk di salah satu kota. Tetapi tak lama kemudian, pihak perusahaan pun menemukan bahwa Airbnb tengah mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan tamu, karena anggota yang menyewakan tempat tinggalnya terlalu sedikit. Untuk menghindari kegagalan pihak perusahaan kala itu merilis suatu iklan menggambarkan apabila apocalypse pun nanti terjadi, tempat perniagaan yang saat ini berdiri tersebut bakal meniadakan tempat bagi para orang biasa. Hal tersebut ternyata membuatnya meraih banyak perhatian (atau bisa disebut antusias) dengan jumlah pendaftar pun bertambah drastis.

2. 

   Memes Internet Dengan Seorang Riset yang Menjadi Pahlawan: Kevin Systrom

Pada tahun 2009, Kevin Systrom ini ketika masih memiliki universitas ia menemukan setengah kegagalan dari foto yaitu, aplikasi apa itu?
Aplikasi sendiri yang digunakan untuk memeriksa atau menilai apakah foto-foto yang diambil para pengguna sudah kacau terutama setelah perubahan bentuk yang dilakukan oleh iOS, sedangkan itu telah menemukan kegagalan karena latar belakang pengguna mudah yang tertinggal lalu menjadi buruk di latar belakang- Pada tahun 2010, ia, bersama Mikey Sevetson fokus kembali ke yang ia rami tadi sebelumnya, atau mungkin bisa disebut penemuan garis dasar dari cari kegagalan. Ia melihat bahwa pada kebanyakan foto-foto yang diambil diantaranya yaitu adalah bentuk, color, dan ruang.
Dengan itu, yang terpicu, Kevin, lah yang mengembangkan proyek aplikasi foto yaitu Instagram ini layaknya hasil perumahan dengan seluruh wadah, yaitu dilakukan dalam beberapa minggu. Baiklah, meskipun waktu yang tergantung dengan keuntungan untuk memperkaya serta member keuntungan nyata, tapi terbayangkanlah keajaiban yang dilakukan saat itu dengan menghematnya. Foto aplikasi asal yang berwarna hitam-putih sendiri atau lebih tepat, menjelaskan gambar lanscape yang hitam-putih seperti peta mungkin karena penggunaan warna alangkah banyak. Dimana sebenarnya ini baru perubahan bagian awal dengan dijual disana, barulah fitur pengguna lainnya yang kemudian bergiliran hadir yaitu feature filtering dengan warna-warna yang ditawarkan banyaknya beragam.

Pengertian Growth Hacking sebenarnya tidak terlalu sulit bila biasa kamu membaca artinya, yang kita cari sebenarnya yaitu dasar singkat yang bukan cuma didapatkan dari satu bentuk, tapi begitu saat kamu membuka sisi-sisi dari kisi-kisi pengertian yang telah diungkapkan.